MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita
Manajemen Terpadu Bayi Muda
“Klasifikasi, Perawatan dan
pengobatan hipotermi”
Dosen
pembimbing :
Hj.Efnileli, SST. SKM
Disusun Oleh :
Fanni Vionita Sahara
Nur Asma Hidayati
Ririn Nuraeni
Siti Istikharoh
Toyibatun Nafsiyah
Reguler 4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
CIREBON
2011/2012
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa
besar pengetahuan kita tentang MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) dan
MTBM(Manajemen Terpadu Bayi Muda).
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang “Manajemen Terpadu Bayi Muda Tentang Klasifikasi,
Perawaatan dan pengobatan ” dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan asuhan pada ibu
nifas. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Cirebon, Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang..............................................................................
1.2. Tujuan...........................................................................................
1.3. Manfaat.........................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
I. KONSEP BAYI NORMAL
A. Pengertian........................................................................................
B. Ciri-ciri Bayi Normal......................................................................
C. Ukuran Kepala Bayi Normal..........................................................
D. Penilaian pada BBL dapat ditentukn dengan afgar score..............
II. HYPOTERMI
A.
Pengertian......................................................................................
B.
Mekanisme Kehilangan Panas......................................................
C.
Bayi Dikatakan Hipotermi............................................................
D.
Klasifikasi Hipotermia.................................................................
E.
Penanganan....................................................................................
F.
Komplikasi....................................................................................
G.
Diagnosa........................................................................................
H.
Pengobatan.................................................................................. ..
I. Pencegahan...................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PRINSIP DASAR MEMPERTAHANKAN SUHU
TUBUH BAYI BARU LAHIR DAN MENCEGAH HIPOTERMIA
Mengeringkan
Bayi baru lahir segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah
oleh air ketuban. Aliran udara melalui pintu/jendela yang terbuka akan
mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh.
Akibat dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal
hipotermia. Bai kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh
karena kontrol suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal
hipotermi seringkali tidak terdeteksi oleh ibu / keluarga atau penolong
persalinan.
Gejala hipotermia terjadi bila
suhu tubuh (aksila) bayi turun di bawah 36̊C.
Nilai normal 36,5̊C- 37.5̊C.
Segera keringkan bayi baru
lahir dengan kain yang hangat dan kering untuk menghindari hipotermia.
|
Menunda
memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Untuk
mencegah terjadinya serangan dingin, ibu/keluarga dan penolong persalinan harus
menunda memandikan bayi.
·
Pada bayi baru lahir sehat/ckup
bulan, berat > 2.500 gram, lansung menangis kuat,maka memandikan bayi di
tunda selama±24 jam setelah kelahiran dgan air hangat.
·
Pada bayi lahir dengan resiko,
keadaan umum lemah dan bayi dengan berat<2.000 gram, sebaiknya jangan di
mandikan, di tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu suhu tubuh
bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan
mampu mencegah terjadinya hipotermi pada bayi-bayi muda di hari-hari pertama
kehidupannya.
b. Tujuan Khusus
Menjelaskan
definisi tentang Hipotermi
Menjelaskan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya Hipotermi
Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Hipotermi
Mampu menjelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala
Hipotermi
1.3 Manfaat
Dapat memberi pengetahauan dan pemahaman tentang
segala hal yang berhubungan dengan hipoterni.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN DASAR
I . Konsep Bayi Normal
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000
gram
(
Synopsis Obstetri, EGC, Jakarta )
B. Ciri-ciri Bayi Normal
a. BB 2500-4000 gram
b. PB 48-52 cm
c. Lingkar Dada 30-38 cm
d. Lingkat Kepala 33-35 cm
e.Bunyi
jantung dalam menit pertama kira-kira
180x/menit, kemudian menurun sampai
120-110x/menit
f. Pernapasan pada menit pertama
kira-kira 180 x/menit , kemudian menurun
setelah tenang 40x/menit
g. Kulit
kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi
vernics caseosa
h. Rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan melewati
jari-jari
j.Genetalia
labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada bayi perempuan)
testis sudah turun (pada bayi laki-laki )
k. Reflek menghisap dan menelan baik
l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan
akan memperlihatkan gerakan
memeluk.
m.
Reflek menggengam sudah baik
n. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar
24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan.
C. Ukuran Kepala Bayi Normal
a.
Ukuran muka belakang
1.Diameter sub occipito- bregmatica :
9,5 cm
2. Diameter sub occipito- frontalis : 11 cm
3. Diameter fronto-occipitalis : 12 cm
4. diameter mento occipitalis : 13,5 cm
5. Diameter submento-bregmatica : 9,5 cm
b.
Ukuran melintang
1. Diameter biparietalis : 9 cm
2. Diameter bitemporalis : 8 cm
c. Ukuran
lingkaran
1. Circumferensia suboccipito bregmatica : 32 cm
2. Circumferensia fronto occipitalis : 34 cm
3. circumferensia menti occipitalis : 35 cm
D. Penelitian Pada BBL Dapat Ditentukan Dengan Apgar Score
TANDA
|
0
|
1
|
2
|
1.
Appearance/ warna kulit
2.
Pulse/ bunyi jantung
3.
Grimace/ Reflek
4.
Activity/ aktivitas
5.
Respiratory/ pernapasan
|
Seluruh tubuh biru atau putih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
|
Badan merah, tangan dan kaki biru
< 100
Perubahan mimic
Ekstremitas sedikit flexi
Lambat, tidak teratur
|
Seluruh tubuh kemerahan
> 100
Bersin, batuk, menangis kuat
Gerakan aktif, ekstremitas flexi
Menangis keras atau kuat
|
BAB III
HYPOTERMI
J. Pengertian
Hipotermi merupakan keadaan suhu tubuh rendah dibawah
batas normal
yaitu 36,5 ◦C ((Dep.Kes. RI, 1994). bila seluruh tubuh bayi terasa
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang(suhu berkisar 32̊C-36̊C).
Disebut hipotermi berat bila suhu tubuh<32̊C. Untuk mengukur suhu hipotermia
diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25̊C. Disamping
sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian. Hipotermi memyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah,
yang mengakibatkan terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan
oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifudin, 2002).
Hal ini karena hilangnya panas secara cepat
dari kulit yang basah. Pada bayi aterm sudah menyimpan lemak dalam jaringan
adiposa coklat dan dapat menggunakannya untuk menghasilkan panas. Namun pada
bayi preterm mempunyai jumlah lemak coklat yang lebih sedikit sehingga dapat
mengalami hipotermi.
K. Mekanisme kehilangan panas
Kehilangan
panas tubuh pada bayi baru lahir dapat melalui beberapa mekanisme yaitu:
a. Konduksi
Panas
dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lainmelaluiKontaklangsung).
Contoh :
-Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
Contoh :
-Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
b.
Konveksi
Panas
hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak ( jumlah panas
yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara).
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela.
- Membiarkan BBL di ruang yang terpasang kipas angin.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela.
- Membiarkan BBL di ruang yang terpasang kipas angin.
c. Radiasi
Panas
dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (
Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contoh :
- BBL dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (Radiant Warmer).
- BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
- BBL ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya dekat tembok
Contoh :
- BBL dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (Radiant Warmer).
- BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
- BBL ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya dekat tembok
d. Evaporasi
Panas
hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban
udara (Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap).
Evaporasi dipengaruhi oleh :
- Jumlah
panas yang dipakai.
- Tingkat kelembaban udara
- Aliran udara yang melewati
- Tingkat kelembaban udara
- Aliran udara yang melewati
L. Bayi dikatakan hipotermi
Apabila Tanda dan Gejala Hypotermi :
·
suhu tubuh < 36.5 C
·
Sianosis di daerah perifer tubuh bayi
·
Ackral teraba dingin
·
Bayi tampak menggigil
·
Kemampuan mengisap lemah atau tidak dapat
menyusu
·
Letargis dan menangis lemah
·
Perubahan warna kulit dari pucat menjadi
kutis memorata atau plethora
·
Takipena dan takikardi
·
Tanda Hypotermi lanjut ( letragi, apnea dan
bradikardi, hypoglikemi,asidosis metabolik, faktor pembekuan abnormal ( DIC /
perdarahan intraventrikel, perdarahan Pulmonum )
M. Klasifikasi Hipotermia
Dalam
mengklasifikasikan Hipotermia dibagi menjadi dua bagian yaiatu:
a.
Hipotermi sedang
·
Suhu badan 32-360C
·
Kaki/tangan teraba
dingin yang disertai gerakan
·
bayi kurang dari
normal.
·
Aktifitas
berkurang,latergis
·
Tangisan lemah
·
Kulit bewarna tidak
rata(cutis malviorata)
·
Kemampuan menghisap lama
b. Hipotermi berat
·
Suhu badan <320Cdan
mengeras (sklerema).
·
Bibir dan kuku kebiruan
·
Pernapasan lambat
·
Pernapasan tidak
teratur
·
Bunyi jantung lambat
·
Seluruh badan teraba
dingin disertai salah
satu tanda berikut:
-Mengantuk/letargis, atau
-Ada bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras
(sklerema).
N. Penanganan
1. Hipotermi ringan-sedang
·
Pastika bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi
dengan kain lunak, kering, selimut,
dan paki topi untuk kehilangan panas
·
dorong ibu untuk menyusui , setelah bayi siap
·
Pantau suhu aksiller tiap jam sampai normal
·
Bayi dapat diletakkandalam incubator atau
dibawah radiant heater
·
Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan
pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat
·
Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan
menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit
·
Bila ibu tidak ada :
• Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat
• Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering dirubah
• Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat
• Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering dirubah
·
Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila
bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum
·
Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan
(misal gangguan napas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan
·
Atasi
hipoglikemia, bila ada
·
Tangani
bila ada gangguan napas
·
Periksa
suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik 0,5 derajat celsius/jam berarti
usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam
·
Bila
suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5 derajat celsius, cari tanda
sepsis
·
Setelah
suhu tubuh normal :
• Lanjutkan perawatan lanjutan
• Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
- Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak.
• Lanjutkan perawatan lanjutan
• Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
- Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak.
2. Hipotermi Berat
·
Gunakan alat yang tersedia ( incubator, radian
heater, kamar hangat, tempat tidur hangat
·
Rujuksegera ke tempat pelayanan kesehatan yang
mempunyai NICU
·
Jika
bayi sianosis ( biru ) atau sukar bernapas ( frekuensi < 30 atau > 60 x/
menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat
kateter hidung atau nasal prong.
O. Komplikasi
- Hipoglikemia
- Asidosis metabolic
- Kematian
P. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil
pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran suhu tubuh.
Q. PENGOBATAN
Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup
dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi
maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.
R. PENCEGAHAN
Untuk mencegah
hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat.
Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas
tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cara yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh
setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi di
telungkupkan di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk
menjaga agar tubuh bayi hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu
pakaian atau disebut sebagai metoda kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian
longgar dan berkancing depan.
Prinsip dasar dari metoda kanguru;
Adalah mengganti perawatan BBLR dalam inkubator dengan
metoda kanguru. Ibu diidentikan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayi nya
secara seksama, dengan tujuan mempertahankan suhu bayi secara opimal. Suhu
tubuh secara optimal di peroleh adanya kontak langsung antara kulit bayi dengan
ibu nya secara kontinue. Ibu berfungsi sebagai host atau indung bagi bayi.
Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak/vertikal pada siang hari ketika
ibu berdiri atau duduk dan tengkurap/miring pada malam hari ketika ibu
berbaring/miring.
Dari berbagai uraian masalah penerapan
manajemen kebidanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh
kesimpulan sbb:
1.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan
komunikasi terauputik yang baik dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang
lengkap
2. Dengan
menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.
3. Pelaksanaan
tindakan disesuaikan dengan perioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan
yang disusun.
4. Hasil
evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan Asuhan kebidanan
B. SARAN
a. Bagi pasien
Dibutuhkan
ketelatenan dan kehati- hatian karena pasien yang dihadapi adalah bayi yang tidak bisa bicara
b. Bagi petugas
Untuk
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam
tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada Asuhan Bayi Baru Lahir dengan factor
resiko yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam.
(1998). Synopsis Obstetri. EGC. Jakarta
Syswianti, Desy. kuliah online bidan
Indrasantoso,
Eriyati, dkk. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK). Depkes. Jakarta.
Pelayanan
maternal dan Neonatal, 2002
Indonesia. Departemen
Kesehatan. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.Manajemen terpadu
balita sakit.Departemen Kesehatan bekerja sama Dengan World
Health Organization, 1998. Jakarta : Depkes RI
maphiablack.blogspot.com/asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-lahir...Tembolok
11 Jan 2011
novyana.wordpress.com/hipotermi/
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Saifuddin, Abdul
Bari, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, INPKKR-POGI & YBS
– SP, Jakarta. Wiknjosastro Gulardi H., dkk, 2007.
Asuhan Persalinan
Normal, JNPK-KR, Jakarta.